Blitar

Sirine Bendungan Serut Blitar Bunyi, Ini Keterangan Dirut Perum Jasa Tirta I

Diterbitkan

-

Sirine Bendungan Serut Blitar Bunyi, Ini Keterangan Dirut Perum Jasa Tirta I

Memontum Blitar – Bunyi sirine Bendungan Serut-Blitar, pada Senin (17/10/2022) kemarin, mendapat perhatian Dirut Perum Jasa Tirta I, Raymond Valiant Ruritan. Disampaikannya dalam zoom meeting bersama wartawan, bahwa banjir di wilayah Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, itu terjadi karena limpasan air dari salah satu anak Sungai Brantas yaitu Sungai Bogel. Dimana, Sungai Bogel mendapatkan air dari Sungai Bacem.

“Limpasan itu, terjadi pada tanggal 17 Oktober 2022, yang diperkirakan sekitar pukul 3 pagi hingga 5 pagi. Dimana, penyebab dari limpasan tersebut karena Sungai Bogel, mendapatkan aliran air yang luar biasa, karena hujan yang terjadi sepanjang malam,” kata Raymond Valiant Ruritan, Selasa (18/10/2022) tadi.

Raymond menambahkan, Perum Jasa Tirta I telah memantau curah hujan yang jatuh di sekitar Sungai Bogel dan juga Sungai Bacem. Informasi yang didapat, bahwa curah hujan terukur dalam sehari (24 jam) di stasiun penangkar hujan Bogel mencapai 300 milimeter dalam sehari dan stasiun Birowo tercatat 203 milimeter.

“Jadi, bisa kita bayangkan hujan yang jatuh di aliran Sungai Bogel, itu cukup tebal yaitu kurang lebih 30 centimeter. Curah hujan setebal itu, tentunya melimpah sehingga melampaui kapasitas pengaliran Sungai Bogel dan Sungai Bacem,” imbuhnya.

Advertisement

Lebih lanjut Raymond menyampaikan, fenomena yang terjadi adalah aliran tersebut kemudian keluar dari penangkal sungai dan kemudian menimbulkan banjir di Blitar Selatan. “Intinya, curah hujan yang besar setabal 300 milimeter dalam sehari di stasiun Bogel dan hujan sebesar 203 milimeter dalam sehari di stasiun Birowo, telah mengakibatkan Sungai Bogel dan Sungai Bacem meluap, hingga mengakibatkan banjir,” jelasnya.

Baca juga :

Dirut Perum Jasa Tirta I menambahkan, pelepasan debit air di Bendungan Serut tidak menyebabkan banjir. Justru, debit air dari Sungai Bogel yang masuk penampang Sungai Brantas, harus dikeluarkan secara bertahap dan terkendali dari bendungan Serut.

“Jadi, Bendungan Lodoyo (Serut) dengan Sungai Bogel tidak berhubungan. Justru, debit dari Sungai Bogel itulah masuk ke penampang Sungai Brantas dan harus dikeluarkan secara bertahab dan terkendali pada tanggal 17 Oktober pagi, sekitar pukul 06.00. Itu sudah mencapai kondisi siaga hijau dan meningkat menuju siaga kuning. Debit yang masuk ke bundung Lodoyo sekitar 900 meter kubik per detik. Debit air tersebut sebagian besar berasal dari Sungai Bogel yang masuk sungai Brantas antara bendung Lodoyo dan bendung Wlingi,” terangnya.

Raymond menegaskan, saat debit di Bendungan Lodoyo (Serut) mencapai 900 meter kubik per detik, debit yang dilepaskan dari Bendungan Wlingi tidak melebihi 200 meter kubik per detik. Sehingga, diperkirakan debit yang masuk Bendungan Lodoyo itu, sebagian besar dari Sungai Bogel yaitu antara 500 – 600 meter kubik per detik.

Advertisement

“Perum Jasa Tirta I berusaha mengendalikan debit banjir yang melintas di Sungai Brantas. Sehingga, kami membuka bendung Lodoyo secara bertahab, dengan memperhatikan keamanan dibagian hilirnya,” paparnya.

Untuk mengendalikan banjir, saat ini Perum Jasa Tirta I sedang berkoordinasi dengan Dinas PU Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur, juga dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sungai Brantas. (jar/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas