Blitar
Akibat Tragedi Kanjuruhan, Cita-Cita Pemuda Asal Blitar untuk Jadi Polisi Tertunda
Memontum Blitar – Akibat menjadi salah satu korban tragedi Kanjuruhan Kepanjen, seorang pemuda asal Desa Sumberejo, Kecamatan Sanan Kulon, Kabupaten Blitar, harus menunda niatnya untuk bercita-citanya menjadi polisi. Adalah Muhammad Muzaki Maksum (19), yang mengalami cidera serius akibat tragedi itu.
Tangan kirinya, mengalami dislokasi. Selain itu, korban juga menderita luka di bagian dahi.
Diceritakan orang tua korban, bahwa sejak lulus SMA tahun lalu, Muzaki langsung mendaftar di Polri dan TNI. Namun, pendaftaran pertamanya itu tidak berjalan mulus alias tidak lolos.
Meski gagal, Muzaki terus mencoba dan mengambil pelatihan khusus, sebelum mendaftarkan diri untuk mengikuti seleksi. Muzaki sudah dua pekan sebelum tragedi Kanjuruhan, mengikuti pelatihan.
Namun, seiring musibah tersebut, harapan Muzaki untuk terus berlatih pun harus tertunda. Itu karena, Muzaki menjadi korban tragedi Kanjuruhan dan harus fokus dahulu untuk penyembuhan luka.
Baca juga :
- Mas Dhito bersama Kader PDI-Perjuangan Iringi Ketum Megawati Ziarah ke Makam Bung Karno
- BNN Blitar Gelar Tes Urine untuk Awak Bus di Terminal Patria
- Diduga Ada Pelanggaran Prosedur Perbankan dari Pihak BSI, Warga Blitar Tempuh Jalur Hukum
- Merasa Tertipu oleh Kontraktor di Malang, Seorang User Bakal Tempuh Jalur Hukum
- Pencarian Delapan Nelayan Hilang Dihentikan, Bupati Arifin Minta Pencarian secara Society Community
Meski mengalami cidera, Muzaki sendiri mengaku beruntung, karena bisa melanjutkan hidup. Meski pun, trauma yang dialaminya mungkin tidak akan terlupakan seumur hidupnya.
Muzaki juga bercerita, Sabtu (01/10/2022) lalu atau jelang laga Arema melawan Persebaya, dirinya berangkat ke Stadion Kanjuruhan bersama reken-rekannya. “Awalnya, pertandingan berjalan biasa saja. Hingga usai pertandingan, gas air mata langsung menghujani area tribun Stadion Kanjuruhan,” jelas Muzaki, Kamis (13/10/2022) tadi.
Dirinya dan teman-temannya, pun berusaha menyelamatkan diri dari perihnya gas air mata. Namun saat lari mencari pintu keluar, Muzaki yang mencoba menerobos pintu 12, justru sempat terjatuh dan tertindih orang-orang yang berdesakan.
“Syukur, meski berdesakan, saya bisa keluar stadion. Saya langsung mencoba mendatangi polisi untuk mendapatkan pertolongan. Selanjutnya, saya dievakuasi ke rumah sakit. Saat itu, saya juga sudah tidak tahu bagaimana kondisi teman-teman,” imbuhnya.
Usai berada di rumah sakit, Muzaki memberi kabar kepada orang tuanya. Kemudian, orang tuanya langsung menyusul ke Malang dan membawa Muzaki melanjutkan pengobatan di Blitar. (jar/gie)
- Hukum & Kriminal5 tahun
Tak Boleh Dekati Stadion, Massa Bonek Bakar Motor di Jalan Kalibrantas Kota Blitar
- Hukum & Kriminal4 tahun
Mantan Walikota Blitar Laporkan Walikota Blitar, Terkait Dugaan Penipuan Rp 600 Juta
- Hukum & Kriminal5 tahun
Bocah 10 Tahun Ditemukan Tak Bernyawa di Sungai Lekso
- Berita4 tahun
Diduga Terpapar Covid, Seorang Dokter di Kota Blitar Meninggal Dunia
- Pemerintahan4 tahun
IGD RSUD Ngudi Waluyo Ditutup 3 Hari, 30 Nakes Positif Covid-19
- Pemerintahan4 tahun
Kapolres Blitar Kota Gelar Asistensi dan Cek Kesiapan Kampung Tangguh
- Hukum & Kriminal4 tahun
Pemkot Blitar Belum Bentuk Tim Kuasa Hukum, Masih Nunggu Hasil Kajian
- Hukum & Kriminal4 tahun
Gergaji Jati Curian di Depan Rumah, Pria di Blitar Dibekuk Polisi